Ada fenomena menarik di air terjun Horsetail, lembah Yosemite, California. Yang jatuh dari ketinggian bukan aliran air biasa. Warnanya merah menyala, seperti api. Air terjun itu lebih mirip lelehan lava gunung berapi ketimbang rajahan air pada bumi.
Tak heran masyarakat sekitar menyebutnya “Firefall” alih-alih “Waterfall”. Namun jika ditelisik lebih lanjut, “air terjun api” itu sejatinya hanya tipuan efek. Fenomena itu diciptakan manusia sekitar tahun 1950-an, dengan tujuan menghibur wisatawan.
Para karyawan pengelola destinasi wisata menumpahkan red cedar ke bebatuan arang, lalu mendorongnya ke sisi tebing. Efeknya, air terjun jadi terlihat menyala seperti bara. Namun karena masalah kebakaran hutan, praktik itu dilarang. Tak ada lagi air terjun api.
Meski begitu, para fotografer masih bisa menyaksikan fenomena serupa di bulan Februari. Menariknya, kali ini bukan keajaiban buatan. Air terjun Horsetail benar-benar menyala alami seperti api. Itu merupakan hasil “tipuan cahaya” matahari.
Aliran air Horsetail berubah merah hanya ketika musim dingin mulai beralih ke semi. Saat itu, salju mencair dari puncak tebing El Capitan. Namun, efek api baru muncul jika langit benar-benar terang dan suhu udara cukup tinggi untuk melelehkan salju.
Ketika melewati bebatuan dan mengalir turun, air dari lelehan salju berubah warna jadi merah menyala.
“Dari sudut tertentu, cahaya matahari yang jatuh ke air terjun mengubah warnanya menjadi oranye terang, persis seperti warna lava,” kata Larry Gerbrandt, seorang fotografer yang sengaja mencuri momen untuk mengabadikan fenomena unik itu.
Kini, ratusan fotografer berduyun-duyun membuat tenda di Taman Nasional Yosemite, dan dengan sabar menanti matahari menyinari air terjun Horsetail. Biasanya, penantian dilakukan lima sampai enam jam sebelum matahari tenggelam. Semburat merah mentarilah yang menciptakan efek air terjun api.
Sayangnya, fenomena itu hanya bisa ditangkap dalam beberapa menit. “Itu mengecewakan. Tapi gambarnya masih terekam jelas dalam memori saya. Itu membuat saya menyadari, sedang menyaksikan fenomena alam yang langka,” ujar Larry, seperti dikutip Mirror. (Rep01)